BAGI Anda yang merasa memiliki kebiasaan mencabut bulu hidung sepertinya
harus mulai berpikir untuk menghentikannya. Kebiasaan mencabut bulu
hidung ternyata dapat berpotensi menimbulkan luka dan bisul di dalam
hidung.
Bisul ini terasa sangat nyeri sehingga seringkali membuat penderita
tidak dapat tidur dengan nyenyak. Selain itu, dikatakan pula bahwa luka
yang diakibatkan oleh tindakan mencabut bulu hidung tersebut dapat
menjadi sumber infeksi dan peradangan ke otak.
Hal ini
terkait oleh struktur anatomi hidung di mana terdapat pembuluh darah di
area jembatan hidung (nasal bridge) yang langsung menuju otak, dan akan
berkumpul dengan berbagai pembuluh darah balik lainnya.
Daerah dari area jembatan hidung (nasal bridge) hingga sudut mulut
dinamakan "segitiga kematian" atau "triangle of death" karena infeksi di
tempat tersebut dapat langsung menjalar ke otak dan menyebabkan
gumpalan di sinus kavernosus. Dengan alasan yang sama, kita sebaiknya
menghindari segala bentuk intervensi yang melibatkan area segitiga
tersebut, termasuk tindakan mencabut bulu hidung.
Bulu
hidung sebaiknya dibiarkan tumbuh sesuai adanya, karena fungsinya
sebagai filter bagi partikel-partikel kecil yang terhisap ke lubang
hidung. Manfaat bulu hidung akan terasa saat kita berada di ruangan yang
sangat berdebu.
Tubuh umumnya langsung merespons
adanya partikel kecil yang terhisap hidung dengan cara bersin. Jika kita
tidak memiliki bulu hidung, maka partikel tersebut akan masuk ke dalam
saluran napas yang dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Bagaimanapun, jika dirasa mengganggu, Anda dapat sedikit merapikan
bulu hidung Anda menggunakan gunting kecil yang khusus didesain untuk
memotong bulu di dalam lubang hidung Anda. Namun tetap perlu
diperhatikan agar bulu hidung tidak dipotong terlalu pendek dan sisa
potongannya tidak masuk ke dalam hidung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar